Pendahuluan
Pillars of Eternity II: Deadfire, dirilis pada Mei 2018 oleh Obsidian Entertainment, adalah sekuel dari Pillars of Eternity—RPG isometrik yang membangkitkan semangat klasik seperti Baldur’s Gate dan Planescape: Torment. Dengan dunia yang lebih terbuka, sistem manajemen kapal, dan cerita yang menggali mitologi serta identitas spiritual, Deadfire menyempurnakan formula RPG berbasis party dengan eksplorasi dan kedalaman naratif yang luar biasa.
Dibangun dengan sistem Real-Time with Pause yang bisa diubah ke mode Turn-Based, dan dialog bercabang yang kuat, Deadfire memberikan kebebasan luar biasa kepada pemain untuk menentukan arah petualangan mereka—baik di darat maupun di lautan.
Latar Cerita: Bangkitnya Dewa dan Pengejaran Melintasi Lautan
Cerita dimulai segera setelah akhir dari game pertama. Protagonis—The Watcher, individu yang bisa melihat jiwa orang mati—terbangun setelah Eothas, dewa cahaya dan kelahiran kembali, bangkit kembali dalam tubuh raksasa batu raksasa, menghancurkan benteng Watcher dan mencuri sebagian besar energi jiwa di sekitarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Tugas pemain adalah mengejar Eothas ke Deadfire Archipelago, wilayah luas dan eksotis penuh pulau tropis, budaya unik, dan konflik kolonial antara kekuatan asing dan masyarakat lokal. Tapi ini bukan sekadar perburuan dewa—ini adalah pertanyaan besar tentang makna jiwa, takdir, dan kehendak bebas.
Dunia Terbuka dan Navigasi Lautan
Berbeda dengan game pertamanya, Deadfire menawarkan eksplorasi open-world berbasis pulau. Pemain memiliki kapal sendiri—The Defiant—yang bisa dikustomisasi, ditingkatkan, dan dipakai untuk menjelajahi dunia dengan bebas.
Sistem pelayaran melibatkan:
-
Manajemen kru kapal (peran, loyalitas, suplai)
-
Pertarungan antar kapal
-
Perdagangan dan eksplorasi pulau tak dikenal
-
Pendaratan untuk dungeon crawling atau diplomasi
Setiap pulau menyimpan rahasia: reruntuhan kuno, faksi lokal, binatang magis, dan konflik moral yang menuntut keterlibatan pemain.
Faksi dan Pilihan Moral yang Kompleks
Ada empat faksi besar di Deadfire, masing-masing dengan filosofi dan tujuan berbeda:
-
Huana: masyarakat adat yang ingin mempertahankan warisan budaya mereka.
-
Royal Deadfire Company (RDC): kekuatan militer kolonial dari Rauatai.
-
Vailian Trading Company (VTC): korporasi dagang yang oportunis.
-
Prinsipalitas Bajak Laut: kumpulan kru bajak laut dengan hukum mereka sendiri.
Pemain bisa bekerja sama, mengkhianati, atau memanipulasi faksi ini. Pilihan-pilihan yang diambil tidak hanya berdampak pada jalan cerita, tetapi juga pada bagaimana dunia memperlakukan Watcher—dan ending seperti apa yang akan terbuka.
Sistem Pertarungan dan Kustomisasi Karakter
Deadfire menawarkan dua mode pertarungan:
-
Real-Time with Pause: khas RPG klasik seperti Baldur’s Gate.
-
Turn-Based Mode: ditambahkan dalam update, menawarkan pertarungan taktis.
Sistem multiclass memungkinkan perpaduan dua kelas yang berbeda (misal: Rogue + Wizard = Trickster). Terdapat 11 kelas dasar dengan banyak subclass dan ratusan kemampuan aktif serta pasif.
Sistem companion sangat dalam: masing-masing memiliki latar belakang, kepribadian, afinitas terhadap tindakan Watcher, dan quest pribadi. Companion favorit dari game pertama seperti Eder, Aloth, dan Pallegina kembali dengan konflik dan perkembangan baru.
Narasi, Dialog, dan Spiritualitas
Kekuatan utama Deadfire terletak pada naskahnya. Dialog sangat bercabang dan mendalam, disertai sistem reputation dan disposition yang mencerminkan cara pemain bersikap—bijak, sinis, kejam, humoris, atau saleh.
Permasalahan yang dibahas mencakup kolonialisme, reformasi spiritual, identitas jiwa, dan relasi antara manusia dengan dewa. Pemain tidak hanya mengejar Eothas, tetapi juga harus menjawab pertanyaan eksistensial: apakah dewa pantas disembah? Apakah manusia bisa mandiri dari penciptanya?
Visual, Suara, dan Atmosfer Eksotis
Dengan gaya isometrik 2.5D, Deadfire memukau dengan detail artistik yang kaya: laut tropis yang cerah, kuil tenggelam, kota pesisir hidup, dan reruntuhan zaman kuno. Desain audio yang halus dan voice acting penuh dari setiap dialog memperkuat imersi dan nuansa sinematik naratifnya.
Soundtrack garapan Justin Bell menghadirkan musik tradisional yang dikombinasikan dengan elemen misterius dan heroik, menciptakan atmosfer penuh petualangan dan keragaman budaya.
Modding, DLC, dan Konten Tambahan
Game ini memiliki tiga ekspansi besar:
-
Beast of Winter – petualangan ke pulau es dan dunia kematian.
-
Seeker, Slayer, Survivor – arena pertarungan epik ala gladiator.
-
Forgotten Sanctum – menyelami misteri para Archmage dan konsekuensi magi kuno.
Ketiganya memperluas dunia dan tema cerita secara signifikan, menambahkan tantangan dan pilihan moral baru.
Kesimpulan
Pillars of Eternity II: Deadfire adalah RPG mendalam yang menyatukan filosofi, kebebasan eksplorasi, dan narasi bercabang dalam dunia yang beragam dan hidup. Ia tidak hanya menguji kemampuan taktis pemain, tetapi juga hati nurani dan intelektualitasnya. Bagi pecinta RPG klasik dengan cita rasa modern, ini adalah harta karun yang tak boleh dilewatkan—sebuah pelayaran ke kedalaman jiwa dan makna hidup itu sendiri.