Pada malam hingga pagi hari 21 Juli 2025, Rusia melancarkan serangan udara terbesar dalam beberapa bulan terakhir terhadap Ukraina, menandai eskalasi signifikan dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Serangan ini melibatkan 426 drone dan 24 rudal yang menyasar berbagai wilayah di Ukraina, dengan Kyiv sebagai target utama.KOMPAS.com+1YouTube+1CNBC Indonesia+6Reuters+6Reuters+6
Serangan Besar-besaran di Kyiv dan Wilayah Lain
Di ibu kota Ukraina, Kyiv, serangan dimulai setelah tengah malam dan berlangsung hingga sekitar pukul 6 pagi. Serangan ini menyebabkan satu orang tewas dan tujuh lainnya terluka, serta merusak infrastruktur penting seperti stasiun kereta bawah tanah, gedung perkantoran, rumah tinggal, dan sebuah taman kanak-kanak. Warga kota terpaksa berlindung di tempat penampungan bawah tanah saat ledakan terdengar di berbagai distrik.KOMPAS.com
Selain Kyiv, kota-kota lain seperti Ivano-Frankivsk dan Kharkiv juga menjadi sasaran serangan. Di Ivano-Frankivsk, serangan tersebut merupakan yang terbesar sejak dimulainya perang, mengakibatkan empat orang, termasuk seorang anak, terluka. Sementara itu, di Kharkiv, serangan menyebabkan kebakaran dan kerusakan struktural di beberapa lokasi.Detik News+2Reuters+2Reuters+2
Dampak dan Respons Ukraina
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengutuk serangan ini sebagai upaya Rusia untuk menekan Ukraina melalui kekerasan. Beliau menekankan pentingnya dukungan internasional dalam bentuk sanksi ekonomi dan bantuan militer untuk memperkuat pertahanan udara Ukraina.
Dalam upaya membalas, Ukraina melancarkan serangan drone yang menargetkan beberapa bandara di Rusia, termasuk di Moskow. Pemerintah Rusia mengklaim telah berhasil menembak jatuh 117 drone Ukraina, namun laporan independen menunjukkan bahwa beberapa serangan Ukraina berhasil mengenai sasaran di wilayah Rusia.https://www.metrotvnews.com+5CNBC Indonesia+5Detik News+5Reuters+1Detik News+1
Konteks Geopolitik dan Reaksi Internasional
Serangan ini terjadi di tengah upaya diplomatik yang dipimpin oleh Presiden AS, Donald Trump, untuk mencapai gencatan senjata. Namun, Rusia belum menunjukkan kesiapan untuk menerima tawaran gencatan senjata tanpa syarat, dengan tetap menuntut pengakuan atas aneksasi wilayah dan pembatasan ekspansi NATO.Antara News+1Detik News+1
Uni Eropa merespons dengan memberlakukan sanksi tambahan terhadap sektor energi Rusia, sementara Prancis menyerukan peningkatan bantuan militer kepada Ukraina. Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noël Barrot, yang mengunjungi Kyiv, menyebut perang ini sebagai “tidak masuk akal” dan mendesak peningkatan dukungan internasional.Reuters
Kesimpulan
Serangan udara besar-besaran Rusia pada 21 Juli 2025 menandai eskalasi signifikan dalam konflik Ukraina-Rusia. Serangan ini tidak hanya menyebabkan kerusakan fisik yang luas tetapi juga meningkatkan ketegangan geopolitik di kawasan tersebut. Dukungan internasional yang berkelanjutan dan upaya diplomatik yang efektif akan menjadi kunci dalam mencari solusi damai untuk mengakhiri konflik ini.